Perbedaan Depresi dengan Gangguan Bipolar

Perbedaan Depresi dengan Gangguan Bipolar
Credit: Freepik

Bagikan :


Sekilas, gangguan depresi dan bipolar memiliki kemiripan. Depresi adalah kondisi yang dikaitkan dengan kekosongan atau kesedihan yang tak bisa dihilangkan. Pasien depresi bisa merasa sangat putus asa dan tidak memiliki harapan, bahkan bisa memiliki pemikiran bunuh diri.

Sementara itu, gangguan bipolar adalah kondisi perubahan suasana hati yang ekstrem, memiliki fase mania (peningkatan mood) dan depresi.

Apa yang membedakan bipolar dengan depresi? Simak ulasannya berikut ini.

 

Perbedaan Gangguan Bipolar dan Depresi

Gangguan bipolar dan depresi sering dianggap sama karena memiliki kemiripan di beberapa gejalanya. Padahal keduanya adalah penyakit yang berbeda.

Tidak mudah untuk mendiagnosis gangguan bipolar, karena pengidap bipolar umumnya memeriksakan diri ke dokter ketika mereka memasuki fase depresi, dan bukan ketika berada di fase mania. Hal ini menyebabkan beberapa pasien salah didiagnosis menjadi depresi. Butuh waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun selama pasien dimonitor, untuk melihat apakah pasien menderita depresi, gangguan bipolar atau kondisi lain.

Berikut ini perbedaan mendasar antara gangguan bipolar dan depresi.

 

Definisi

Depresi adalah gangguan suasana hati di mana seseorang mengalami kesedihan atau kekosongan mendalam yang tidak bisa dihilangkan dengan mudah. Pasien bisa merasa tidak berguna, putus asa, dan kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulunya mereka sukai. Gangguan depresi berat juga dikaitkan dengan pemikiran bunuh diri.

Baca Juga: Apa Saja Penyebab dan Pemicu Gangguan Bipolar?

Lalu pada gangguan bipolar terjadi perubahan suasana hati yang ekstrem. Terdapat fase mood yang sangat meningkat (mania atau hipomania) dan fase mood yang rendah (depresi). Fase mood ini berlangsung selama beberapa waktu, bisa beberapa minggu atau berbulan-bulan. Pergantian fase mood yang ekstrem ini bisa terjadi beberapa kali dalam setahun.

 

Jenis Depresi dan Bipolar

Di bawah ini adalah beberapa jenis dari depresi, antara lain:

  • Gangguan depresi persisten, yaitu depresi yang berlangsung dalam jangka waktu lama di atas 2 tahun.
  • Depresi postpartum, yaitu jenis depresi yang dialami wanita setelah melahirkan.
  • Seasonal affective disorder, jenis depresi yang dikaitkan dengan perubahan cuaca atau iklim.

Sedangkan pada gangguan bipolar, terdapat gangguan bipolar tipe 1 dan tipe 2. Kedua tipe ini digolongkan berdasarkan episode perubahan suasana hati yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.

  • Pada gangguan bipolar tipe 1, pasien memiliki episode depresi dan minimal satu episode mania di mana suasana hatinya sangat meningkat.
  • Individu dengan bipolar tipe 2 memiliki episode depresi serta satu episode hipomania, peningkatan suasana hati yang tidak seberat mania. 

Baca Juga: Beda Depresi pada Remaja dan Orang Dewasa, Apa Saja?

Gejala

Pada depresi, bisa ditemukan gejala-gejala seperti berikut:

  • Gangguan tidur
  • Penurunan suasana hati yang terasa hampir sepanjang hari
  • Kesedihan, keputusasaan, merasa hampa dan pesimis
  • Tidak memiliki minat pada hal yang biasa disukai
  • Mudah lelah dan tenaga berkurang
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perubahan nafsu makan dan berat badan 
  • Adanya keluhan medis tanpa penyebab yang jelas dan tidak membaik dengan pengobatan
  • Munculnya pikiran bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

Sementara itu pada gangguan bipolar, gejala yang muncul tergantung dengan episode perubahan suasana hati yang terjadi. Pada episode mania atau hipomania, peningkatan suasana hati bisa ditunjukkan dengan:

  • Energi berlebihan dan suasana hati sangat melambung tinggi
  • Keinginan untuk tidur berkurang
  • Kurang fokus dan perhatian mudah teralihkan
  • Mudah terlibat dalam perilaku yang impulsif seperti mengebut, berjudi, atau aktivitas seksual yang berisiko
  • Memiliki gagasan yang muluk dan keyakinan yang tidak realistis

 

Pengobatan

Dokter akan memberikan obat antidepresan pada pasien depresi. Sementara itu pada gangguan bipolar, dokter akan memberikan obat untuk menstabilkan suasana hati.

Selain pengobatan medis, dokter juga dapat merekomendasikan psikoterapi atau konseling.

Meski sekilas tampak sama, namun gangguan bipolar dan depresi memiliki gejala dan pengobatan yang berbeda. Pasien bipolar juga sering salah terdiagnosis sebagai pasien depresi. Apabila Anda memiliki gejala yang mirip bipolar atau depresi, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 22:43